Lantas beliaupun menceritakan satu kisah seorang Amerika Non-Muslim yang memperbincangkan tentang Islam seraya menyaksikan sebuah program Live (siaran langsung) di sebuah channel lain.
Orang Amerika tersebut sangat kagum dengan dengan kerumunan orang-orang di Masjidil Haram, ada lebih dari 3 Juta orang pada waktu itu yang berkumpul untuk solat Isyak di malam terakhir bulan Ramadhan.
Keadaannya sangat ramai dengan kerumunan orang-orang yang saling tidak tersusun atur.
Lalu Da’i tersebut bertanya kepada orang Amerika tadi: “Menurut kamu, berapa lama waktu yang diperlukankan supaya orang orang itu mampu berbaris dengan rapi ?”
Dan orang Amerika itupun menjawab: “Dua sampai tiga jam.”
Dan Da’i tadi menyatakan: “Masjidil Haram mempunyai 4 tingkat.”
Orang amerika(Non-Muslim) pun menjawab: “Kalau begitu perlukan waktu dua belas jam.”
Da’i pun kembali menjelaskan: “Mereka yang kamu lihat di TV itu datang dari negara berbeza & juga berbeza bahasa antara satu dengan yang lainnya.”
Kembali orang Amerika itu menyanggah: “Wah, kalau begitu mereka sesekalipun tidak mungkin boleh berbaris dengan betul.”
Akhirnya waktu solat itupun tiba dengan tanda bunyinya suara Iqamah. Tampak Sheikh Abdur-Rahman as-Sudais [imam besar Masjidil Haram] berdiri di posisi paling depan seraya berkata :
“Istawuu / آستوو”
Yang artinya “Luruskanlah saf / barisan ”.
Maka berdirilah jutaan jama’ah tersebut dalam saf-saf / barisan yang tersusun menjadi rapi, dan memerlukankan waktu tidak lebih dari dua minit. Lihatlah betapa agungnya agama ini, dengan memiliki sistemnya sendiri.
Orang amerika tadi terperanjat,dengan sendiri yang dipatahkan oleh kenyataan yang ada di depannya. Dipandanginya layar TV sejenak, dan kemudian ia mengucapkan :
“أشهد ان لا اله الا الله Ùˆ اشهد ان Ù…Øمدا رسول الله”
inilah yang dikatakan islam penyatu umat manusia.
BalasPadam