Cara Melawan Hawa Nafsu

Nafsu itu seperti bayi. Seorang bayi akan hidup dalam persusuan ibunya selama dua tahun. Dia tidak tahu dalam kehidupannya selain susu ibunya. Hidupnya sangat bergantung kepada ibunya. Namun jika ibunya ingin menghentikan menyusu untuk anaknya, ibu akan menjauhkan bayinya dari susunya. Mungkin sebahagian ibunya akan menaruh sesuatu yang pahit pada teteknya. Ketika bayi menghisap susunya dan terasa pahit, dia akan menangis siang dan malam, namun akhirnya dia akan lepas juga dari persusuannya.

Begitu juga dengan nafsu. Jika kamu tidak menjauhkannya dari maksiat maka dia akan terbiasa berbuat maksiat. Hal ini seperti orang yang merokok, meskipun sudah terserang penyakit, tetapi dia melihat dirinya seolah tak mampu untuk berhenti menghisapnya.

Barangsiapa ingin berhenti dari maksiat, maka hendaklah dia melakukan dengan sekuat tenaga. Berkatalah, “Wahai nafsu, aku tidak akan melakukan perbuatan ini lagi.” Jika kamu sudah bertekad untuk tidak melakukan maksiat lagi, dan memohon pertolongan Allah—kerana menghindari maksiat hanya boleh dilakukan atas kehendak Allah—maka Allah akan menguatkan dirimu dan menjauhkannya dari maksiat.

Jika kamu sudah mampu melepaskan hawa nafsumu, maka pergunakanlah dirimu untuk berdizikir atau bergaul dengan ulama. Sesungguhnya bergaul dengan mereka mampu mengubati penyakit hati. Nafsu itu selalu bergerak, jika tidak kamu arahkan ke arah yang baik, maka dia akan bergerak ke arah yang buruk.

-Syekh Fathi al-Hijazi
Dari pengajian Burdah di masjid al-Azhar


Catat Ulasan

Terbaru Lebih lama